Istilah front-ent website mungkin agak asing bagi banyak orang termasuk kalangan blogger, yang sebenarnya terbiasa bergaul dengan situs internet, seperti blog. Setiap hari kaum blogger pasti akan berhadapan dengan front-end blog sendiri atau blog orang lain.
Mungkin juga karena ada istilah lain yang kurang lebih mirip dan lebih sering dipakai, seperti tampilan atau layout.
Ketiga istilah ini dianggap memiliki makna yang sama dan penggunaannya sering dipertukarkan, meski sebenarnya tidak 100% sama.
Namun, front-end biasanya dipakai oleh mereka yang berurusan dengan pembangunan atau pengelolaan sebuah website/situs internet, baik berupa blog, situs komersial, atau toko online.
Lawan dari istilah ini adalah back-end yang sering disamakan dengan dashboard admin.
Front-end mengacu pada bagian muka (keseluruhan) yang “dilihat” dan “dipergunakan” oleh pengunjung/pembaca. Ingat bahwa seorang pengunjung pada dasarnya bukan hanya sekedar membaca, tetapi terkadang mereka berinteraksi dengan menekan “menu”, “tombol berisi link”, atau berbagai hal lain seperti video dan sebagainya.
Bila layout memberi penekanan terhadap tata letak bagian-bagian yang disuguhkan kepada pembaca, istilah front-end mencakup hal yang lebih luas karena termasuk fungsi-fungsi apa saja yang ada di sebuah website.
Kalau susah membayangkannya, mungkin cara terbaik adalah dengan membayangkan sebuah bank. Di bagian depannya, biasanya ada deretan “staf-staf”, seperti satpam untuk menjaga keamanan, teller atau kasir untuk melakukan transaksi, dan petugas customer service untuk memberikan penerangan kepada nasabah.
Mereka kemudian diatur dalam tata letak (layout) yang ditentukan agar nasabah yang datang bisa langsung terlayani dengan baik.
Itulah yang disebut dengan front-end.
Sama seperti bank, sebuah website pun karena berinteraksi dengan “nasabah”nya, pembaca, harus memiliki front-end yang baik agar mereka betah dan merasa nyaman. Untuk itulah seorang webmaster/blogger harus mengatur front-end yang bisa memastikan pengunjung terpuaskan ketika datang ke website/blog yang dikelolanya.
Untuk melakukan hal ini ada beberapa tips kecil yang bisa membantu, seperti
- Rapi
Bisa bayangkan masuk ke dalam sebuah bank yang bagian depannya berantakan? Kita akan bingung harus pergi kemana. Berbeda jika penataannya rapi, biasanya disana akan terlihat pola dan tata letak dan nasabah bisa menemukannya dengan mudah.
Apalagi bila dicantumkan keterangan yang jelas dalam bahasa yang mudah dimengerti.
Sebuah website pun demikian. Bagian mukanya harus ditata agar dalam waktu singkat pengunjung bisa mengetahui fungsi-fungsi apa yang ada di dalamnya, seperti menu, arsip blog, tombol pembelian atau keranjang atau pembayaran, dan sebagainya.
Semua komponen ini pun harus rapi agar enak dilihat. Sama seperti para petugas di bank yang umumnya dituntut untuk tampil rapi dan elegan, serta enak dipandang mata.
Semua harus ditata rapi agar mempermudah pengguna website dan menyenangkan pengunjung.
2. Mudah ditemukan
Semua harus terlihat jelas. Kalau tidak, bagaimana pembaca bisa menemukannya? Padahal mereka yang memakainya.
Peletakan dan penataan tombol atau menu harus diusahakan semudah mungkin ditemukan. Lokasi dan warna memegang kunci agar sebuah fungsi/komponen website mudah ditemukan
3. Pasang yang perlu (Prinsip KISS)
KISS atau Keep It Simple, Stupid (Sesederhana mungkin, bodoh!) adalah prinsip yang akan memastikan mudah dan rapi.
Hindari pemakaian widget atau pemasangan fungsi atau tombol yang tidak benar-benar perlu. Sebagai contoh adalah pemasangan widget kalendar, jam, yang sebenarnya tidak penting karena setiap komputer atau ponsel di masa sekarang sudah menyediakan.
Tiru bank, dimana mereka menempatkan tiga bagian utama di bagian muka setiap kantor mereka, seperti kasir, customer service, atau satpam. Selebihnya mereka akan meletakkannya di bagian dalam.
4. Berikan petunjuk bahwa fungsi berjalan
Pernahkah Anda menyadari kalau menekan tombol menu sebuah website biasanya warna akan berubah? Hal itu untuk memberitahukan kepada pengunjung bahwa fungsi tersebut berjalan dan mereka tahu berada dimana.
Oleh karena itu biasanya dalam sebuah template ada tiga pengaturan standar, seperti current (sekarang), hover (melayang), normal. Ketika kursor berada di atas sebuah menu atau link (hover), warnanya akan berubah. Dengan begitu si pengunjung tahu “posisi”nya di website.
5. Beri penjelasan
Ketika masuk ke sebuah bank, petugas pertama, satpam akan menanyakan tujuan dan keperluan. Ia kemudian akan mengarahkan nasabah pada bagian terkait.
Menu pada sebuah website punya fungsi yang sama. Seorang webmaster bisa memberikan penjelasan itu secara singkat dengan memakai kata-kata umum yang berkaitan dengan apa yang akan ditemukan kalau menu tersebut di-klik.
Sebagai contoh, menu “Olahraga”, “Berita”, “Informasi”, akan mudah dipahami. Lebih baik lagi ketika menu tersebut diklik, akan tampil juga penjelasan singkat tentang bagian tersebut.
Halaman “About” atau tentang, meski terlihat tidak penting, sebenarnya krusial karena dari sana pembaca bisa memahami yang akan mereka temukan di website atau blog tersebut.
6. Posisi itu penting
Anda tentu ingin diingat oleh mereka yang datang, dan tentunya memang itu tujuannya.
Pemasangan logo merupakan salah satu cara. Namun, memasang logo berukuran besar hanya akan menyebalkan pembaca karena mereka bukan butuh billboard berukuran besar, tetapi konten dalam website tersebut.
Bagaimana membuat agar logo mudah terlihat, tetapi tetap berukuran kecil agar tidak mengganggu? Posisi dan lokasi jawabannya.
Anda bisa memasangnya di pojok kiri atau kanan atas (bagian header/kepala) yang merupakan bagian pertama yang biasa dilihat pengunjung. Kalau mau mengulang, letakkan di footer/kaki atau bagian akhir agar si pengunjung melihat sekali lagi setelah selesai melihat-lihat konten.
Hal yang saya berlaku juga pada komponen-komponen di front-end. Bagian yang penting dan menjadi kunci harus mendapatkan posisi yang lebih dulu dilihat dibandingkan yang kurang penting. Dengan begitu pengunjung setidaknya akan berinteraksi dengan bagian penting tadi terlebih dahulu.
7. Pastikan semua berfungsi
Anda pergi ke sebuah bank dan kemudian menemukan kasir tidak berada di tempat, petugas customer service tidak menyahut dan menjawab ketika ditanya, petugas satpam ngeloyor ketika didekati. Bagaimana perasaan Anda?
Bete pasti.
Begitu juga perasaan pengunjung blog atau website kalau bertemu dengan menu yang diklik tidak membawanya ke tempat lain, atau tombol yang diharapkan membawa ke informasi lain ternyata tidak berfungsi.
Pastikan semua berfungsi dan tidak ada yang tidak menjalankan fungsinya.
8. Cepat, cepat, cepat
Yang terakhir adalah cepat, cepat, cepat. Tidak ada yang suka menunggu lama.
Salah satu kesulitan dalam berurusan dengan front-end sebuah website adalah selain semua faktor di atas adalah membuatnya bisa tayang dengan cepat. Tidak bedanya kalau nasabah disuruh menunggu terlalu lama, mereka juga akan kesal dan kabur.
Mau tampilan bagus mempesona, tetapi lemot di perangkat pengguna, ya percuma saja. Pembaca sudah pergi dengan rasa kesal sebelum melihat penampakan yang bagus tadi.
Waktu tayang laman secepat mungkin harus terus diupayakan karena ini salah satu kunci dari keberhasilan front-end sebuah website.
Kira-kira begitulah yang saya kerjakan dalam mengatur front-end website (blog) kepunyaan sendiri dan kalau ada order membuat website yang diterima. Prinsip-prinsip itu akan saya upayakan untuk diterapkan.
Sudahkah Anda memberi perhatian terhadap front-end blog Anda?