Spam score, rupanya hingga saat ini masih menjadi momok bagi banyak blogger di Indonesia. Tidak henti pembahasan tentang metrik buatan Moz ini diperbincangkan dan dibahas dalam berbagai tulisan. Para blogger Indonesia berlomba-lomba bukan hanya membuat blognya terhindar darinya, tetapi mereka juga menghindari berinteraksi blog dengan spam score tinggi.
Alasannya, tentu saja karena mereka tidak ingin blog kesayangan mereka terinfeksi dan kemudian ikut memiliki spam score yang tinggi. Spam score dipandang sebagai virus yang bisa menular.
Kalau Anda menemukan blog yang kolom situs/website pada kolom komentar ditutup, besar kemungkinan alasannya untuk mencegah penularan si spam score. Pandangan umum bahwa terhubung, meski lewat kolom komentar, pada blog dengan spam score tinggi bisa membawa imbas negatif pada sebuah blog.
Isi Tulisan
Apa sih spam score?
Secara singkat, spam score adalah metrix atau ukuran buatan Moz yang mengkalkulasi berdasarkan beberapa kriteria kecenderungan sebuah situs sebagai penyebar spam.
Dugaan, yang diperkuat dengan beberapa hasil pengamatan, hal ini berkaitan dengan link/tautan.
Di dunia maya memang, para spammer biasa menyebarkan link yang merujuk pada situs-situs yang memiliki konten negatif. Jadi, salah satu indikatornya adalah link atau tautan.
Moz emnghitung berdasarkan kriteria yang mereka gunakan untuk menentukan apakah sebuah situs “menyerupai” situs spammer. Caranya dengan memberikan grade berupa angka.
Angka dimulai dari 1 sampai 100. Satu adalah terbaik dan 100 adalah yang terburuk.
Semakin besar angka Spam Score, maka semakin besar kemungkinan sebuah situs merupakan sarang dari spammer.
Berbahaya kah spam score tinggi?
Menurut pembahasan yang beredar, spam score tinggi akan membuat sebuah situs dipandang sebagai buruk dan negatif oleh mesin pencari. Kebetulan, salah satu kriteria yang dipergunakan mesin pencari juga terkait link/tautan.
Jadi, menurut pembuat metrix, Moz, jika sebuah situs memiliki spam score tinggi, maka ada kemungkinan situs tersebut akan terkena penalti atau hukuman dari mesin pencari.
Resiko yang paling mengerikan adalah kemungkinan situs dicap buruk oleh Google. Semua kontennya akan di-deindex dan tidak akan muncul di SERP atau Halaman Hasil Pencarian mereka.
Jadi, tidak heran kalau blogger, demi keamanan blog mereka, berusaha menjaga blognya agar terhindar dari memiliki spam score tinggi. Bahkan, banyak blogger Indonesia yang sebelum meninggalkan komentar di sebuah blog akan mengukur dulu tingkat spam score blog tersebut.
Semua demi menghindari penularannya kepada blog mereka.
Bagaimana nasib blog dengan spam score tinggi?
Pasti hancur blognya? Iya kan? Kalau menurut teori para blogger Indonesia, blog dengan spam score tinggi akan mati karena dijauhi blogger lain. Mesin pencari pun tidak akan mau meliriknya.
Itu yang banyak dijelaskan dalam berbagai artikel. Lengkap dengan tips dan trik agar blog terhindar dari malapetaka ini.
Namun, kenyataannya tidak demikian.
Beberapa blog saya memiliki spam score tinggi, bahkan ada yang pernah mencapai 78%. Padahal, saya bukan spammer, jarang meninggalkan link saat berkomentar, dan bahkan jarang menyebarkan link ke media sosial. Namun, tetap saja spam score tinggi.
Entah kenapa.
Blog itu masih hidup dan berjalan dengan baik. Pengunjungnya masih tetap ribuan perhari karena banyak artikelnya tetap nongkrong di Page One SERP tanpa masalah. Bahkan, posisinya di atas beberapa website ternama.
Banyak tulisan pun kerap dijadikan rujukan bagi banyak situs lain, termasuk Wikipedia.
Spam score tidak seperti yang ditakutkan para blogger.
Tidak ada dampak negatif meski memiliki spam score setinggi itu.
Saya pernah menjelaskannya beserta bukti di blog lain. Silakan baca Moz Spam Score Tinggi Perlukah Khawatir?
Satu-satunya hal menyebalkan yang mungkin terjadi adalah, kawan sesama blogger akan tidak mau meninggalkan komentar. Sesuatu yang seharusnya tidak terjadi kalau para blogger mau mencari informasi dan penjelasan ke sumbernya langsung. Bukan dengan memakan mitos dan informasi tidak jelas.
Mengapa Spam Score sebenarnya tidak perlu ditakuti?
Sebenanrya, kalau memang tidak melakukan kegiatan spammer atau menaruh link di situs tidak jelas dan negatif, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Bahkan, jika Spam Score tinggi sekalipun.
Mau tahu alasannya?
- Moz bukan bagian dari Google dan Google tidak memakai algoritma Moz untuk mesin pencarinya
- Moz sendiri menjelaskan bahwa istilah spam score bukan berarti bahwa sebuah situs pasti penyebar spam. Mereka hanya mengindikasikan berdasarkan pola penyebaran link, sebuah situs menjadi mirip situs spam, tetapi bukan merupakan kepastian
- Moz membuat metrix tersebut berdasarkan asumsi yang didapat dari mengamati mesin pencari
Fakta-fakta ini sudah berulangkali dijelaskan di forum Google Support bahwa mereka tidak menggunakan algoritma pihak ketiga, seperti Moz, untuk algoritma mesin pencari mereka.
Dengan kata lain, Moz membuatnya untuk kepentingannya sendiri.
Jadi, tidak ada yang perlu ditakuti kalau blog Anda mendapatkan nilai Spam Score jelek dari Moz. Tidak akan berpengaruh apa-apa di mata mesin pencari Google.
Tidak perlu juga Anda menghabiskan waktu sekedar untuk mengusahakan agar spam score turun.
Bisa dikata SS atau Spam Score yang beredar di kalangan blogger Indonesia merupakan sebuah mitos. Sebuah cerita yang diberi banyak bumbu, kemudian disampaikan lewat mulut ke mulut oleh orang yang malas berpikir, dan akhirnya dipandang menjadi sebuah kebenaran.
Padahal, Google sudah menyatakan dengan jelas mereka tidak ada kaitannya dengan Moz.
Baca juga
Hal itu sudah saya buktikan sendiri dengan blog Lovely Bogor dan anak-anaknya. Mereka tetap berperforma baik di mesin pencari, meski spam score di atas 30 dan bahkan 70-an.
Namun, kalau Anda tetap merasa khawatir, tidak masalah juga asal jangan berlebihan. Pastikan saja jangan menaruh link di situs tidak jelas dan memang dilarang hukum. Sudah aman dengan cara ini.
Tidak perlu sampai harus memeriksa spam score blog kawan kawan lain sebelum berkomentar. Selain membuang waktu, kalau diketahui bisa menyinggung kawan blogger yang lain.
Apalagi kalau sampai tidak mau berkomentar saat blogwalking karenanya. Hal itu akan sangat menyedihkan karena menjadi blogger salah satunya adalah untuk berkawan. Padahal, alasannya adalah karena sesuatu yang tidak jelas dan lebih mendekati mitos.
Kalau saya sendiri sih, cueks saja saat berkomentar. Kenapa juga harus ketakutan hanya karena mitos.
Tapi, semua terserah Anda. Mau terus berpikir seperti itu, ya silakan.