10 Jenis Pekerjaan Blogger Harus Lakukan Demi Kesuksesan : All In One

Terasa lucu dan menggelikan sekali ketika membaca berbagai artikel di internet yang mengarahkan kesan bahwa menjadi seorang blogger itu mudah. Cukup dengan menulis dan kemudian uang akan datang dengan sendirinya.

Tidak perlu bekerja keras dan cukup dengan sekedar menulis dan semua beres. Sim salabim dan uang akan mengalir deras.

Kenyataannya, setelah menjadi blogger selama kurang lebih 8 tahun saat tulisan ini ditulis, tidak lah demikian. Tidak ada leha-leha karena banyak sekali jenis pekerjaan yang seorang blogger harus lakukan.

Tentunya dengan catatan, jika ia ingin mendapatkan ketenaran atau materi (uang).

Jauh sekali dari kesan santai dan leha-leha. Bahkan, mungkin kondisinya tidak berbeda jauh dengan pekerjaan yang dilakukan seorang karyawan atau manajer.

Tidak percaya pada penjelasan di atas dan masih berpikir bahwa blogging adalah pekerjaan iseng atau mudah menjadi kaya? Kalau begitu, saya gambarkan saja beberapa jenis pekerjaan yang saya, seorang blogger, lakukan dalam mengelola blog.

<1> Maintenance (perawatan)

Karena saya menggunakan WordPress, maka ada satu tugas yang harus dilakukan secara rutin, yaitu memastikan CMS (Content Management System) ini terus terupdate. Tertinggal beberapa kali update bisa menghadirkan celah keamanan bagi situs ini.

Belum lagi saya juga harus memantau penggunaan bandwidth dan kesehatan semua blog yang saya kelola agar tidak terjadi masalah.

Rutin loh! Bukan setahun sekali. Perawatan harus dilakukan secara rutin dan saya harus waspada terhadap berbagai kemungkinan masalah.

<2> Membuat konten

Saya adalah “penjual” ide dan cerita. Lalu, bagaimana blog saya bisa hidup kalau produk yang dijual hanya itu-itu saja tanpa ada perubahan.

Jadi, mau tidak mau, tidak bedanya dengan penjual gorengan, saya harus memastikan bahwa selalu ada konten baru yang bisa dijual. Dengan begitu pembeli (pembaca) akan merasa senang karena disuguhi sesuatu yang baru dan bukan hanya barang lama saja.

Hal ini juga memastikan bahwa “toko” yang saya kelola akan bisa bersaing dengan yang lain.

Tanpa konten yang rutin diupdate, blog saya akan segera ditinggalkan pembacanya.

<3> Melakukan promosi

Ketika saya membuat konten, bisa dipastikan ada harapan bahwa orang lain akan membacanya. Semakin banyak pembaca akan semakin baik dan menguntungkan.

Lalu, di masa dimana ribuan atau puluhan ribu blogger membutuhkan hal yang sama, hanya ada satu cara agar pembaca tertarik untuk datang.

Satu cara itu adalah PROMOSI. Ibarat pedagang, saya harus berteriak dan terus berteriak untuk menarik perhatian orang.

Pekerjaan ini pun harus dilakukan secara rutin dan tidak bisa sekadarnya saja mengingat persaingan yang keras dari sesama blogger.

Bisa bayangkan berapa besar waktu dan tenaga yang harus dihabiskan untuk memastikan khalayak pembaca teringat pada blog-blog yang saya kelola? Jawabannya, banyak sekali. Tidak terhitung

<4> Membangun network/jaringan

Blogger tidak butuh berteman dan cukup dengan menyibukkan diri mengurus blognya? Tidak juga.

Berteman itu perlu sekali karena, selain sebagai upaya promosi, saya juga harus terus berupaya untuk menggali peluang bisnis yang mungkin hadir.

Oleh karena itu, saya harus bisa membangun jaringan, baik yang bersifat pertemanan atau bisnis.

Pekerjaan blogger yang satu ini kerap diabaikan, tetapi terus terang kalau mau sukses dan fokus mengejar uang, yang satu ini tidak boleh dilupakan

<5> Mengelola media sosial

Saya tidak suka bermedsos. Mungkin karena kelahiran tahun 1970-an, rasanya tidak nyaman saja terlalu banyak bercerita kepada orang tak dikenal.

Namun, sayangnya, sebagai seorang blogger, saya menyadari betapa besar keuntungan yang bisa didapat dari penggunaan Instagram atau Facebook atau Twitter.

Salah satunya adalah untuk promosi dan melakukan branding. Dua hal yang dibutuhkan agar blog-blog saya dikenal orang dan mendapat pembaca.

Jadi, suka atau tidak suka, saya harus melakukan pekerjaan blogger yang satu ini, yaitu mengelola media sosial yang terkait dengan kegiatan blogging saya.

Perasaan tidak suka harus dibuang karena peluang dan keuntungan medsos harus bisa diraup secara maksimal.

Masalahnya, pengelolaan medsos membutuhkan waktu dan enerji yang sama besarnya dengan menulis atau membuat konten lainnya.

<6> Belajar terus

Sudah selesai tugas dan pekerjaan blogger? Belum. Jangan dilupakan juga bahwa zaman terus berkembang. Pengetahuan yang didapat dulu seringkali tidak lagi sesuai dengan sikon sekarang.

Mau tidak mau ada lagi satu hal yang harus dilakukan, yaitu BELAJAR.

Saya harus terus belajar agar selalu up to date dengan perkembangan yang ada.

<7> Mencari referensi

Menjadi blogger mengajarkan kepada saya bahwa saya harus bersikap sebagai “mahasiswa abadi”.

Sebagai mahasiswa, dulu, ketika membuat makalah atau skripsi, saya harus berjuang mencari berbagai referensi untuk memperkuat dasar teorinya.

Ketika menjadi blogger, situasi yang sama dihadapi. Saya harus terus berusaha mencari narasumber, rujukan, atau apalah namanya untuk dijadikan dasar teori atau artikel yang saya buat.

Bisa bayangkan, kalau saya harus membuat konten tiap hari, maka pada dasarnya saya adalah mahasiswa abadi yang harus terus berjuang mencari referensi.

<8> Mengelola keuangan

Server harus dibayar. Domain harus diperpanjang sewanya setiap tahun. Listrik harus dilunasi tiap bulan.

Semua itu harus saya masukkan ke dalam pembukuan dan kemudian kalkulasi harus dijalankan.

Saya harus memastikan kalau kegiatan blogging yang sedang dijalankan mendatangkan keuntungan karena targetnya adalah menghasilkan uang, maka sikap sebagai pebisnis harus dilakukan.

Kecuali, saya merubah tujuan menjadi hanya sekedar bersenang-senang, saya harus menjalankan berbagai prinsip pengelolaan keuangan juga dalam setiap langkah.

Saya harus memastikan bahwa pemasukan melebihi pengeluaran.

<9> Manajemen

Saya harus bisa memetakan segmen pembaca untuk setiap blog. Saya juga harus membuat jadwal terbit atau editorial plan. Saya juga harus menghitung waktu dan tenaga yang tersedia.

Saya seorang manajer, setidaknya untuk diri sendiri. Saya harus bisa membuat sistem, memotivasi diri, dan membuat jadwal untuk memastikan semua blog menjadi mesin produksi yang menghasilkan uang.

<10> Menganalisa

Bisakah saya membuat sistem, melihat apakah blog menghasilkan atau tidak tanpa melakukan analisa?

Tidak bisa!

Saya harus bisa menganalisa, berdasarkan data yang disediakan Google Analytics atau Google Search Console. Selain itu juga saya harus menganalisa apakah konten yang dibuat sudah sesuai dengan segmen yang ditargetkan.

Saya juga harus bisa menemukan kelemahan atau kekuatan dari blog yang saya kelola. Dengan begitu, saya bisa melakukan tindakan koreksi atau pengembangan terhadapnya.

Dan, analisa harus dilakukan secara berkala, tidak bisa tidak.


Jadi, kalau ada yang menggambarkan bahwa menjadi blogger itu santai dan enak, saya akan menjitak kepalanya keras-keras karena tidak sesuai dengan kenyataan.

Blogging itu berat dan keras. Jenis pekerjaan yang harus dilakukan blogger banyak dan jumlah/frekuensinya juga tidak sedikit.

Oleh karena itu, saya membuat sebuah tulisan sepanjang lebih dari 10.000 kata berjudul “Menghasilkan Uang Dari Blog : Tidak Bisa Cepet!“. Tujuannya untuk memberikan gambaran bahwa blogging bukan pekerjaan mudah dan santai.

Tidak ada yang namanya leha-leha dan ongkang-ongkang kaki kemudian uang datang dengan sendirinya.

Blogging adalah tentang kerja keras.

Leave a Comment