Mempersempit Ide, Memperdalam Konten

Ada sebuah pelajaran yang saya dapat saat kuliah dulu. Pelajaran ini tepatnya didapat saat sedang membuat skripsi.

Dosen pembimbing saya, setelah mencoret judul skripsi yang saya ajukan, berpesan, “Mempersempit Ide, Memperdalam Konten”.

Hal itu dilakukannya karena judul skripsi yang saya ajukan memang terlihat bagus dan keren, tetapi sebenarnya tidak bagus. Judul itu terlalu luas dan tidak fokus. Sang dosen menjelaskan hal itu akan membuat skripsi yang akan saya buat tidak akan fokus dan hasilnya akan dangkal saja.

Pelajaran itu rupanya terbawa sampai sekarang, ketika saya menjadi seorang blogger. Saya terbiasa menulis dimulai dari judul dan mencoba terus mempersempitnya sampai ide dan topik itu menjadi sangat spesifik sekali.

Contohnya :

Ide /Topik: Tips Agar Foto Mendapat Banyak Like di Instagram

Judul yang seperti ini banyak beredar di dunia maya. Terkesan keren dan bagus, tetapi biasanya isinya sangat dangkal dan sering tidak mendalam. Pada akhirnya, apa yang disampaikan menjadi tidak jelas dan ngalor ngidu saja.

Oleh karena itu, saya menghindari membuat tulisan dengan gaya seperti ini. Saya lebih suka menjadikan ide dasar itu dalam ide-ide kecil yang lebih fokus dan sempit.

Dari satu ide tersebut, saya membelahnya menjadi hal-hal yang diperlukan untuk membuat foto yang bagus dan menarik (dan pada akhirnya bisa mengundang “LIKE” atau “LOVE” di Instagram), seperti

  • menerapkan prinsip rule of thirds (aturan sepertiga) untuk komposisi yang baik
  • mengenal aperture dan aperture priority
  • mengenal shutter speed dan shutter priority
  • menggunakan kontras warna untuk membuat foto menarik
  • penggunaan cool dan warm color
  • cara mendapatkan like di Instagram
  • cara mempromosikan foto di Instagram

Ide dasar tadi dipecah menjadi berbagai aspek yang mengarah pada menghasilkan foto yang bagus dan menarik. Tentunya, jelas lebih spesifik dan terfokus pada satu aspek saja.

Hasilnya adalah saya bisa terfokus membahas satu aspek saja dan membuat tulisan yang lebih detail dan dalam. Saya bisa memerinci semua terkait ide tadi tanpa harus takut pembahasan melebar kemana-mana.

Yang seperti ini tidak akan bisa dihasilkan kalau idenya terlalu luas. Sudah biasa terjadi kalau idenya terlalu luas, maka

  • pembahasan akan melebar kesana kemari
  • alur menjadi tidak jelas
  • tidak fokus
  • tulisan akan menjadi panjang sekali dan membosankan
  • pembaca cenderung akan bingung sendiri tentang apa yang disampaikan oleh penulis
  • membuat pembuka dan penutup akan menjadi susah karena ketidakjelasan fokus dan tujuan penulis

Hal-hal seperti ini selalu saya hindarkan karena saya ingin pembaca bisa mendapatkan pesan dan informasi dengan jelas, akurat, dan tanpa kebingungan.

Lagi pula, saya mendapatkan bonus dari usaha mempersempit ide seperti ini, seperti

  • jumlah ide tulisan yang berkembang dan bertambah
  • pembuatan judul yang lebih mudah
  • pembuatan tulisan yang lebih SEO Friendly atau ramah mesin pencari
  • tulisan yang singkat, padat, dan tidak bertele-tele

Itulah alasan mengapa saya selalu mencoba membuat judul dulu baru tulisan. Judul itu merupakan hasil dari mempersempit ide dan membuat batasan bagi tulisan yang akan dibuat nantinya.

Kalaupun judul harus direvisi untuk menyesuaikan, hal itu mudah dilakukan dan tanpa merubah inti dasarnya.

Bagaimana dengan Anda? Apakah sudah pernah mencoba mempersempit ide sebelum menulis?

Leave a Comment