Menggunakan Media Sosial Untuk Promosi Blog Bisa Jadi Jebakan Batman

Menggunakan media sosial untuk promosi blog merupakan sesuatu yang tidak boleh tidak dilakukan oleh para blogger. Meskipun, saya sadar pilihan itu merupakan hak individu masing-masing, tetapi jika tujuan utama ngeblognya adalah ketenaran atau materi, pemanfaatan medsos berubah menjadi keharusan.

Iya lah, karena selain murah, media sosial jenis apapun merupakan tempat dimana banyak orang berinteraksi. Dengan kata lain, medsos menyediakan “pasar” potensial untuk mendatangkan trafik pengunjung.

Biayanya pun sangat murah. Selama ada gadget dan internet tersedia, promosi blog bisa dilakukan sendiri, dengan catatan mau meluangkan waktu dan kreativitas.

Bila target dan strateginya jelas, maka sangat mungkin untuk mendatangkan pembaca ke blog melalui saluran ini. Jumlahnya pun bisa sangat banyak dan tidak kalah dengan trafik dari mesin pencari Google atau Yahoo.

Namun, yang perlu disadari dalam penggunaan media sosial dalam mempromosikan blog, ada satu celah berbahaya yang bisa justru kontra produktif terhadap tujuan awal.

Semua itu disebabkan karena bermain medsos itu menyenangkan. Melalui media ini, kita bisa mengetahui kehidupan banyak orang, seperti idola kita, tetangga, teman, atau saudara. Yang seperti ini menyentil sifat dasar manusia, yaitu selalu ingin tahu, bahkan tentang apa yang dilakukan orang lain.

Kata menyenangkan itu adalah kuncinya.

Sesuatu yang asyik dan membuat senang akan cenderung membuat terlena. Tidak heran jika banyak orang yang kemudian merasa dirinya tidak bisa lepas dari medsos, addicted atau kecandung. Nomophobia atau fobia tidak bisa lepas dari gadget pun salah satunya disebabkan oleh adanya Facebook, Twitter, Instagram, atau media sosial lainnya.

Disanalah “jebakan batman: bagi seorang blogger terlihat.

Sering terjadi, seorang blogger niat awalnya hanya memasang posting promosi salah satu artikelnya. Sebuah pekerjaan yang seharusnya menghabiskan waktu hanya 10-15 menit saja, bahkan bisa kurang.

Sayangnya, biasanya kemudian berakhir dengan tangan yang tidak bisa berhenti scroll feed beranda selama 2-3 jam. Alasannya karena melihat banyak posting menarik di medsos.

Yang seperti ini lah yang pada akhirnya membuat seorang blogger menjadi tidak produktif. Bayangkan saja kalau waktu 2-3 jam digunakan untuk membuat artikel, mungkin sudah 2-3 tulisan baru yang bisa ditayangkan. Namun, karena keasyikan, hasilnya adalah 0, selain puas bisa ngepoin orang lain.

Tindakan yang sangat tidak produktif jika dilakukan berulangkali (dan biasanya memang terjadi berulangkali).

Oleh karena itulah, ada baiknya seorang blogger yang ingin maju harus menemukan solusi terhadap hal yang satu ini. Bukan berarti berhenti menggunakan media sosial, baik untuk pribadi atau promosi blog. Boleh-boleh saja kok.

Yang terpenting waktunya diatur dan dibatasi. Bisa kok hal ini dilakukan. Coba saja membuat jadwal rutin kapan harus blog, misalkan

  • 15 menit untuk promosi blog di malam hari sebelum membuat artikel
  • 15 menit bermain medsos untuk refreshing saat istirahat makan siang
  • 15 menit untuk berinteraksi dengan teman, kawan, atau saudara

Jalankan dengan disiplin agar tidak banyak waktu yang tersia-sia. Usahakan jangan memberi toleransi dan terlalu fleksibel. Kalau tugas sudah selesai, lepaskan ponsel Anda dan kerjakan yang lain.

Bagaimanapun, ada tugas yang lebih perlu diprioritaskan bagi seorang blogger, namanya membuat konten atau artikel.

Jadi, pastikan agar penggunaan media sosial untuk promosi blog berjalan sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Jangan beri lebih sedikitpun karena bisa berujung pada terjebak dalam sesuatu yang tidak perlu.

Leave a Comment