“Content is the king“. Slogan yang selalu dikatakan para blogger untuk menekankan bahwa konten, baik berupa tulisan/artikel, podcast (siniar), atau video merupakan inti dari kehidupan sebagai blogger.
Oleh karena itu, mereka umumnya akan memcurahkan lebih banyak waktu dan enerji untuk memastikan selalu ada konten baru mengalir ke blog mereka.
Namun, sebenarnya ada lagi yang kalau tidak lebih penting, setidaknya menempati posisi yang sama dengan konten. Hal itu namanya ide. Oleh karena itu, seharusnya selain berusaha keras membuat artikel berkualitas untuk mengisi blog, sebagai blogger, kita juga seharusnya mau meluangkan waktu yang sama untuk menghasilkan ide.
Bayangkan saja kalau sang ide tidak mau menampakan diri di kepala, hasilnya tidak akan pernah ada konten yang akan menghuni blog. Jika sang ide ngambek dan memutuskan tidak muncul, maka tidak akan ada yang namanya promosi yang kreatif.
Untuk itulah, seharusnya seorang blogger harus mau memberikan slot waktu khusus untuk berpikir dan mencari ide, mencatatnya, dan kemudian mengembangkannya.
Sayangnya banyak yang merasa bahwa hal itu tidak perlu dilakukan dan sebagai hasilnya sebagian besar dari mereka kemudian terbentur karena kehabisan ide.
Saya sendiri sudah sejak lama membiasakan diri untuk menyediakan waktu khusus untuk si ide. Di saat libur, sekitar satu sampai dua jam saya akan duduk di meja kerja dengan kopi dan buku catatan terbuka siap ditulisi.
Kemudian, saya mencatatkan ide apapun yang terlintas di kepala. Mau yang terdengar keren atau bahkan yang terasa menggelikan sekalipun akan kemudian dimasukkan dalam buku catatan tadi.
Untuk mempermudah setiap ide akan memiliki nomor urut.
Jika kepala tidak bisa berpikir sendiri, saya akan berselancar di internet dan mengunjungi berbagai blog atau website, terutama terkait dengan topik yang akan ditulis. Apapun yang terlihat menarik untuk dijadikan bahan tulisan akan singgah dan menjadi penghuni tetap di buku catatan.
Yang sangat menarik akan mendapatkan tempat spesial, yaitu di papan tempel yang terpasang di atas meja kerja. Ide yang seperti itu akan mendapat prioritas utama untuk diolah lebih lanjut.
Semua itu dilakukan karena pengalaman menjadi blogger selama 8 tahun mengatakan bahwa tindakan itu layak dilakukan. Menghasilkan ide, mengelola, dan kemudian mengembangkannya harus mendapat perlakuan yang sama dengan konten karena tanpanya saya tidak akan berkutik. Semua blog yang saya kelola akan terancam keberadaannya.
Sebagai hasilnya, saya bisa berkata dengan agak pongah ketika menemui rekan blogger yang mengatakan bahwa dirinya kehabisan ide menulis. Saya akan membalasnya dengan berkata, “Ide sih bukan masalah dan saya punya banyak sekali ide”.
Isi Tulisan
Baca juga
Bukan kebohongan, tetapi karena begitulah kenyataannya. Saya hanya perlu membuka buku catatan dan akan menemukan daftar ide yang siap dipilih dan dijadikan tulisan.
Hal itu memastikan bahwa ketika saya tidak bisa menulis, penyebabnya pasti bukan kehabisan ide.
Bagaimana dengan Anda, masih sering kehabisan ide? Kalau ya, ada baiknya Anda menempatkannya pada posisi nomor satu atau dua dalam skala prioritas. Pentingnya luar biasa bagi seorang blogger.
Setidaknya menurut saya.