Mengubah Waktu Non-Produktif Menjadi Produktif Dalam Ngeblog

24 jam.

Itu waktu yang diberikan kepada setiap manusia setiap harinya. Tidak peduli ras, jabatan, gelar, usia, semuanya diberikan waktu yang sama.

Tetapi, kenapa ada orang yang bisa sukses, kaya dan terkenal, bergelimang uang, sedangkan yang lain hidup dalam kesusahan dan kemiskinan.

Jawabannya sebenarnya sederhana, yaitu mereka yang sukses berhasil mengubah waktu non-produktif menjadi waktu yang produktif. Mereka menghasilkan lebih banyak output (dalam berbagai bentuk) dalam waktu yang sama. Mereka efisien dalam memanfaatkan waktu.

Prinsip yang sama sebenarnya juga berlaku dalam dunia blogging, ngeblog. Coba saja perhatikan berbagai nama terkenal di blogosphere yang dianggap sukses, maka yang akan ditemukan adalah betapa mereka sangat produktif. Mereka menghasilkan output lebih banyak.

Sebut saja Pete Cashmore, pendiri Mashable yang menghabiskan waktu untuk menerbitkan lebih dari 5 blogpost perhari atau Linda Ikeji yang bahkan lebih produktif lagi karena menelurkan 25-30 tulisan setiap hari.

Jad produktivitas bagi seorang blogger pun penting, bila memang tujuannya kesuksesan dalam bentuk materi dan ketenaran.

Untuk itulah penting sekali bagi seorang blogger untuk bisa mengubah waktu non-produktif menjadi waktu yang produktif dan menghasilkan.

Waktu Non-Produktif

Seperti apa sih waktu non-produktif itu?

Untuk mudahnya, coba bayangkan saja, di zaman saat media sosial meraja seperti sekarang, berapa jam waktu yang Anda habiskan untuk scrolling ponsel Anda sekedar melihat bagaimana kehidupan orang lain?

Satu jam? Dua jam? atau bahkan 5 jam?

Nah, kemudian pertanyakan diri sendiri, adakah hasil dari kegiatan tersebut? Jawabannya sudah diketahui bukan? Selain dari rasa senang, marah, kesal, akibat ikut terlibat dalam kehidupan orang lain, tidak ada output lain. Medsos bisa dikata hanyalah merupakan sarana pemuasan ego manusia saja.

Kecuali Anda menggunakannya untuk berdagang dan berjualan. Hal itu berbeda dan bisa dikatakan produktif. Tetapi, kalau sekedar mengikuti kehidupan para selebgram atau influencer, tindakan itu menghasilkan waktu yang dipandang sebagai tidak produktif.

Waktu non-produktif itu banyak sekali terjadi dalam kehidupan sehari-hari, misalkan contoh yang lain, saat menunggu kereta atau bis datang, kita hanya bisa berdiam dan menunggu, tanpa melakukan apapun. Biasanya diisi dengan berkelana di medsos, yang sama tidak produktifnya.

Itulah yang dimaksud dengan waktu non-produktif.

Mengubah waktu non-produktif menjadi produktif

Sebenarnya tidak susah untuk mengubah waktu non-produktif menjadi produktif. Perkembangan teknologi digital dan ketersediaan internet di sana sini membuka peluang besar untuk seseorang menjadi lebih produktif dari sebelumnya.

Dengan catatan, ada KEMAUAN di hati.

Misalkan saja, dari 3 jam waktu perhari yang dipakai untuk bermedsos ria, dua jam saja dipakai untuk mencari ide, menulis 1-2 artikel, mencari foto dan mengeditnya, atau bahkan menyebarkan link tulisan di blog ke media sosial, semua itu akan menjadikan waktu yang semula tidak menghasilkan apa-apa menjadi sesuatu yang mengeluarkan output, hasil.

Waktu yang tidak berguna saat menunggu kendaraan umum pun bisa menjadi produktif. Anda bisa memikirkan ide yang bisa dijadikan bahan konten, membuat kerangka tulisan atau sekedar mencatat poin-poin yang akan dijadikan pembahasan.

Semua itu mengubah waktu yang sebelumnya non-produktif menjadi produktif.

Dengan begitu, setiap hari apa yang Anda hasilkan akan lebih banyak. Yang seperti ini akan sangat membantu dalam menuju target yang diinginkan, uang dan ketenaran.

Pemanfaatan waktu seperti ini seperti melakukan langkah kecil untuk mencapai tujuan. Langkahnya memang tidak besar, kecil saja, tetapi hal itu akan lebih baik daripada tidak melangkah sama sekali.

Jadi, kalau memang mau berhasil dalam dunia blogging, salah satu hal yang tidak boleh diabaikan adalah bagaimana menjadikan setiap waktu dalam kehidupan kita menjadi produktif alias menghasilkan output.

Leave a Comment