Resiko Mementingkan Kuantitas Posting Dalam Ngeblog

Darren Rowse, salah satu blogger sukses asal Australia, pernah mengatakan bahwa kuantitas posting memegang peranan penting dalam mencapai kesuksesan sebagai blogger.

Inti dasar pernyataannya ada pada dua hal

  • jumlah posting atau artikel yang banyak akan membuat lebih banyak kata kunci atau keywords yang bisa ditemukan mesin pencari. Hasilnya, meski tidak terlalu dioptimasi SEO, tetap akan banyak pengunjung yang datan
  • kuantitas posting yang banyak juga memastikan pembaca lama akan tetap betah untuk kembali karena akan selalu disuguhi oleh tulisan terbaru

Wujud dari penekanan pada jumlah biasanya dilakukan dengan menerbitkan posting rutin setiap hari. Bahkan, ada juga blogger yang mengejar target sampai 5-10 posting pendek dalam 24 jam.

Salah satu contoh yang paling sering diajukan adalah Linda Ikeji, blogger asal Nigeria yang berhasil karena secara konsisten bisa menerbitkan 25 artikel pendek perhari sejak awal ngeblog. Milyaran rupiah sudah dihasilkannya.

Beberapa contoh lain bisa disebutkan seperti Pete Cashmore yang menerbitkan 5 artikel perhari dan membuat Mashable menjadi sukses.

Jadi, bukan tanpa alasan kalau ada, dan mungkin banyak blogger meniru cara ini dengan memakai strategi yang sama.

Yang harus disadari ketika Anda ingin menerapkan strategi yang sama, ada beberepa resiko yang juga harus diperhitungkan. Resiko-resiko itu adalah

  • Waktu yang terbatas : bila Anda adalah seorang blogger part time, maka waktu akan menjadi masalah terbesar karena ketersediaannya pasti sedikit karena harus dibagi dengan kegiatan rutin
  • Tenaga/Enerji yang terkuras : meski terlihat sederhana dan mudah, menerbitkan beberapa artikel dalam satu hari akan membuat Anda harus berpikir keras dan menguras energi
  • Motivasi yang menipis : melakukan kegiatan secara rutin dalam jangka waktu yang panjang biasanya akan menguras semua rasa dan tenaga. Begitu juga dengan menulis posting beberapa kali dalam sehari dan dilakukan terus menerus, masalah motivasi akan timbul karena pasti akan tergerus sedikit demi sedikit
  • Kebosanan yang menumpuk : problem yang sering dihadapi oleh pegawai/karyawan/buruh adalah rasa bosan yang menumpuk karena melakukan pekerjaan yang itu itu saja dalam jangka waktu yang panjang. Membuat artikel berulangkali dalam sehari dan secara kontinyu tidak ada bedanya dengan pekerjaan rutin dan masalah kebosanan yang menumpuk akan menjadi satu tantangan tersendiri
  • ketersediaan ide yang menipis : tabungan yang diambil terus menerus, pada akhirnya akan habis juga. Begitu juga bila ide yang ada di kepala dijadikan tulisan setiap hari dan dalam waktu panjang. Berapapun banyak ide yang ada, maka akan habis juga

Itulah resiko yang harus dihadapi seorang blogger yang mementingkan kuantitas posting dalam ngeblognya.

Bukan berarti strategi itu salah. Sudut pandangnya tidak seharusnya hanya benar-salah karena setiap strategi pasti ada resiko dan konsekuensinya masing-masing.

Nah, dalam hal ini seorang blogger yang memilih jalan meningkatkan frekuensi posting harian harus memiliki langkah antisipasinya. Kalau tidak apa yang disebutkan di atas bisa memunculkan dampak negatif yang justru menjadi masalah besar.

Langkah antisipasi yang mungkin bisa dilakukan adalah

  • memilih artikel pendek dan bukan artikel panjang agar waktu dan enerji bisa dihemat
  • memiliki jadwal rutin harian agar disiplin bisa dijaga, termasuk dalam hal istirahat agar tidak cepat mengalami burn out
  • memiliki skala prioritas dalam kegiatan supaya yang tidak terlalu penting bisa digunakan waktunya untuk kegiatan ngeblog
  • memiliki catatan/gudang ide agar bisa segera diambil begitu dibutuhkan
  • meluangkan waktu untuk mencari ide agar gudang ide selalu penuh

Antisipasi yang disebutkan ini pun tidak berarti menghilangkan resiko, tetapi hanya meminimalisir efek yang mungkin akan timbul. Namun, tanpa persiapan seperti ini sangat mungkin dampaknya bisa berakibat buruk.

Jadi, sebelum memutuskan untuk mengambil langkan untuk menekankan strategi pada kuantitas posting, pertimbangkan untung ruginya, serta kemampuan kita. Jangan sampai menjadi bumerang dan menghasilkan kegagalan untuk mencapai tujuan.

Paling tidak, begitulah pandangan saya. Boleh dipakai, boleh juga tidak. Keputusan apapun tetapi di tangan Anda sebagai bloggernya.

Leave a Comment