Suasana Rileks Membantu Membangkitkan Mood Menulis, Mungkin Ya

Kata mungkin ya pada judul sebenarnya mencerminkan pandangan saya bahwa apa yang tertulis di sini belum tentu berlaku bagi semua orang. Banyak orang yang merasa tekanan justru bisa membangkitkan mood menulis mereka. Jadi, setiap orang akan berbeda..

Namun, saya cukup yakin bahwa banyak juga yang memerlukan suasana rileks untuk bisa membangkitkan mood menulis dalam diri.

Saya sendiri yang sudah menganggap menulis sebagai sebuah pekerjaan rutin, sering sekali terbantu dengan cara membuat diri merasa tenang, rileks, dan tidak tegang.

Biasanya pikiran yang sebelumnya kacau balau karena pekerjaan di kantor atau kelelahan akibat rutinitas yang membosankan, sering terbantu dan pada akhirnya bisa menulis lebih lancar dan lebih banyak.

Caranya sebenarnya tidak susah, tergantung pada kebiasaan masing-masing karena santai atau rileksnya setiap orang berbeda.

Yang saya lakukan biasanya adalah

  • menyelonjorkan kaki sambil menonton film selama setengah atau 1 jam sebelum kemudian menuju meja kerja dan menulis, selain mengurangi kelelahan, saya juga mengalihkan pikiran ke hal-hal santai saja
  • mendengarkan lagu kesayangan via Youtube sambil menulis agar tidak terlalu tegang dan terburu-buru. Terkadang, saya memakai headphone dan ikut bernyanyi selama menulis
  • mengobrol dan bercanda dengan keluarga , dengan begitu kita bisa tetap menjalin komunikasi yang baik dengan orang-orang kesayangan
  • camilan, kopi, atau minuman kesukaan lainnya untuk teman menulis kerap membantu dalam menghadirkan suasana rileks
  • mematikan lampu utama dan hanya memakai lampu meja/belajar karena suasana temaram menghadirkan ketenangan
  • pergi ke kafe bisa menjadi pilihan karena mengurangi distraksi dan kita bisa benar-benar bebas. Pergi ke taman bisa menjadi pilihan lain untuk menghadirkan suasana rileks dalam hati

Itu sebagian dari cara saya.

Mungkin cara Anda berbeda, tetapi apapun itu, mungkin, jika kita bisa membuat suasana, terutama hati serileks, hal itu biasanya akan membantu menghadirkan si mood menulis.

Mungkin ya, karena sekali lagi, setiap orang berbeda. Berkaca dari pengalaman saya sendiri, terkadang ketika berada dalam tekanan, saya juga merasakan bahwa mood menulis malah sering muncul, atau ketika di atas kereta, si mood dengan tidak tahu dirinya membuat saya ingin segera menulis.

Mungkin, karena saya sudah terbiasa menulis dan menulis sudah menjadi semacam kewajiban yang harus dilakukan setiap hari, kalau saya mau tidur tenang.

Harap maklum, mungkin karena saya sudah sampai taraf kecanduan menulis, atau karena terpepet.

(Rasanya tulisan ini terlalu banyak kata mungkin, dan mungkin karena saya merasa terlalu rileks dengan perut yang kekenyangan terlalu banyak makan cemilan)

Leave a Comment