Tips Memilih dan Memasang Plugin WordPress Demi Hasil Maksimal

Plugin adalah bagian esensial dari sebuah website berbasis WordPress Self Hosted. Kehadirannya akan membuat sebuah website menjadi tidak terbatas, sekaligus membuat seorang webmaster tidak perlu terlalu repot.

Sayangnya, plugin juga bisa menjadi batu sandungan dan membuat performa sebuah website menjadi tidak bagus apabila salah dalam memilihnya. Plugin yang dibuat dengan coding yang tidak rapi bisa menyebabkan celah keamanan pada sebuah website. Kecepatan tampil laman pun bisa sangat terpengaruh oleh keberadaan plugin.

Untuk itulah seorang webmaster haruslah berhati-hati dalam memilih dan memasang plugin. Ketelitian dan kejelian diperlukan agar hasil yang didapat maksimal dan tidak merugikan situs yang dikelola.

Ada beberapa tips dalam memilih plugin WordPress yang bisa dipakai untuk memilah dan memilih plugin, yaitu

1> Pilih yang sudah banyak dipakai banyak pengguna

Perhatikan jumlah pengguna dari sebuah plugin sebelum menjatuhkan pilihan. Semakin banyak berarti semakin aman untuk dipergunakan karena artinya sudah dipilih (dan diuji) oleh orang lain.

Jumlah pengguna juga menunjukkan kepopuleran sebuah plugin yang bisa diartikan sebagai sesuatu yang umum dipakai.

2> Pilih yang mendapat rating baik

Inventori plugin WordPress mirip dengan toko online. Barang yang dipamerkan akan diberi rating dalam bentuk bintang yang menunjukkan skala kepuasan.

Tidak bedanya dengan memilih produk di situs toko online, carilah yang paling banyak mendapat bintang atau rating yang bagus. Hal itu mencerminkan kepuasan dari para penggunanya dan menunjukkan kualitasnya

3> Perhatikan tanggal terakhir update

WordPress adalah CMS (Content Management System) yang terus berkembang. Hal ini ditandai dengan update yang rutin disediakan oleh pengembang dan setiap update akan membawa perubahan, baik fitur atau tampilan.

Otomatis, pengembang plugin yang baik akan selalu menyediakan update bagi pluginnya. Semua itu agar plugin dapat berfungsi sesuai dengan perubahan yang dilakukan oleh CMSnya, WordPress.

Sebagai pengguna, sebelum memasang plugin di website atau blog kita, sebaiknya memperhatikan tanggal update terakhir dari sebuah plugin. Hal ini penting karena plugin yang sudah usang sangat mungkin tidak kompatibel dengan WordPress versi terbaru dan bisa menimbulkan masalah.

Untungnya, WordPress selalu mewanti-wanti dengan memberi warning pada plugin yang dianggap sudah usang.Biasanya setelah melebihi 3 kali putaran update WordPress plugin tidak diperbaharui oleh pengembangnya, maka plugin itu dianggap sudah usang.

4> Pasang secukupnya

Plugin itu mengembangkan potensi dalam WordPress, tetapi bukan tanpa konsekuensi. Setiap plugin yang terpasang akan memakai sumber daya server, seperti memory, space, dan juga melakukan panggilan ke website lain.

Yang seperti ini sangat rentan menambah panjang waktu loading.

Semakin banyak plugin terpasang, semakin lamban sebuah laman website akan tayang. Otomatis karena sumber dayanya dipergunakan untuk mengaktifkan plugin yang ada.

Jadi, pastikan plugin yang terpasang sesuai dengan kebutuhan saja. Yang tidak perlu, jangan dipasang.

5> Pilih plugin yang spesifik

Banyak penyedia plugin yang menawarkan paket All-in-one, alias plugin palugada alias semua ada.

Sebaiknya kalau tidak esensial, plugin yang satu ini jangan dipilih. Memang akan mempermudah, tetapi banyak sekali sumber daya yang terbuang.

Misalkan saja, Anda butuh plugin untuk halaman “Hubungi Kami”, maka yang perlu dipasang adalah “plugin Contact”, bukan Jetpack (plugin rupa-rupa). Plugin Contact umumnya hanya melakukan satu pekerjaan saja, yaitu menghadirkan form “contact” saja. Hal itu bisa dilakukan oeh Jetpack juga, tetapi kalau memasang yang terakhir banyak terbuang karena kita diberikan berlebih oleh Jetpack.

6> Pilih plugin yang menyediakan opsi fitur

Untuk menghindari yang no 5, sekarang banyak pengembang plugin yang menyediakan untuk mengaktifkan atau menonaktifkan fitur dalam plugin buatannya.

Kalau memang hendak memakai plugin all-in-one, pastikan ada fitur ini terpasang, sehingga kita bisa memilih fitur yang akan dipakai atau tidak.

7> Uninstall

Gonta ganti pacar itu biasa, gonta ganti plugin sudah biasa. Hal itu memang umum dilakukan oleh para webmaster agar situsnya menjadi lebih baik. Mereka sering meng-uninstal plugin dan menggantikannya dengan yang lain.

Sayangnya plugin yang buruk akan menyisakan sampah saat di-uninstall. Banyak data dan juga cache yang tertinggal. Hal ini selain memakai kapasitas penyimpanan juga memberikan celah keamanan.

Oleh itu, sebuah plugin yang baik harus memiliki fitur “complete uninstall” yang artinya bukan hanya pluginnya yang ikut hilang saat di-uninstall, tetapi juga semua data dan setting harus ikut terbuang.

8> Buang plugin tak terpakai

Jika ada plugin yang tidak diaktifkan di website Anda, hapuskan saja. Hal itu mengurangi celah keamanan dan juga menghemat tempat di hard disk.

WordPress akan selalu memasukkan plugin non aktif sebagai perhitungan kesehatan sebuah website dan keberadaan plugin non-aktif mengurangi penilaiannya.

9> Pilih yang ringan (hindari Javascript)

Berat ringannya sebuah plugin memang bergantung bukan hanya dari ukuran file saja. Penggunaan javascript cenderung menyebabkan sebuah plugin menjadi berat dibandingkan yang hanya menggunakan html.

Oleh karena itu perhatikan deskripsi plugin dan hindari yang menggunakan javascript kalau memang tidak benar-benar perlu.

10> Jangan meniru orang lain

Jadilah diri sendiri. Lihat dan amati website Anda, kemudian tentukan plugin apa yang diperlukan untuk pengembangannya. Setiap website atau blog akan memiliki kebutuhan yang berbeda dan tidak akan sama.

Jangan hanya memasang plugin karena orang lain menyarankan. Jangan terpengaruh oleh tulisan para pakar atau yang mengakur pakar berjudul, “10 Plugin WordPress yang wajib Anda pasang”.

Website website Anda, kenapa harus mengikuti apa yang orang lain lakukan. Pegang prinsip itu.

Nah, itulah tips dari saya untuk memilih dan memasang plugin di WordPress.

Semoga bermanfaat.

Leave a Comment