Kegiatan berwisata sudah menjadi salah satu bagian penting dari kehidupan di masa sekarang. Tidak heran industri pariwisata berkembang pesat karena jumlah pelakunya juga membesar dari tahun ke tahun.
Hal ini berimbas juga pada jagad blogging dimanapun, semakin banyak orang menulis artikel traveling yang menceritakan perjalanan wisata yang mereka lakukan.
Traveling menjadi salah satu topik paling populer untuk dibahas.
Sayangnya, tidak semua tulisan bertemakan perjalanan wisata menarik untuk dibaca. Banyak yang terasa garing dan kurang enak dibaca.
Bila Anda berniat untuk membuat tulisan tentang traveling, ada beberapa tips yang bisa dipakai agar artikel yang dibuat terasa menarik bagi pembaca.
Silakan ikuti di bawah ini.
Isi Tulisan
Tips Menulis Artikel Traveling/Perjalanan Wisata
Disebut susah, ya susah, disebut mudah, ya sebenarnya memang begitulah ada menulis artikel wisata yang berdasarkan pengalaman sendiri. Semua dialami sendiri, jadi seharusnya bukanlah sesuatu hal yang rumit.
Yang harus diperhatikan adalah
1) Tahu apa yang mau ditulis
Kok?
Seorang yang melakukan kegiatan wisata biasanya menemukan banyak hal. Terkadang bahkan “terlalu” banyak hal yang ditemukannya selama itu.
Lokasi wisatanya, keindahannya, kulinernya, orang-orangnya, atau tempat bersejarahnya biasanya adalah hal-hal yang dilihat dan dinikmati.
Banyak sekali.
Belum lagi kesan kegembiraan dan kesenangan yang didapat.
Hasilnya adalah “terlalu banyak informasi” yang masuk dan hal ini akan sangat membingungkan harus memulai darimana dan dengan cara apa.
Jadi, yang pertama harus dilakukan adalah menelaah, memilah, dan memilih dulu apa yang mau dijadikan sebuah tulisan,
Ambil selembar kertas, kemudian coretkan apa saja yang dialami, pengalaman menarik apa, atau tempat-tempat yang dikunjungi.
Contoh : Kunjungan ke Semarang
- Tanggal 1 – Lawang Sewu, Tugu Muda, Lumpia Basah
- Tanggal 2 – Kampung Laoet, Kota Tua, Klenteng Sam Po Kong
Buat daftar itu dan kemudian temukan apa yang mau ditulis.
2) Kalau perlu, pecah ide/topik
Yang paling melelahkan itu adalah sebuah tulisan perjalanan wisata yang tanpa ujung.
Panjang sekali.
Bila perjalanan wisata yang dilakukan mencakup beberapa hari, pertimbangkan dengan sangat untuk memecah tulisan menjadi beberapa bagian.
Terserah bagaimana caranya, tapi bisa
- berdasarkan hari
- berdasarkan topik, misalkan tempat bersejarah, wisata, kuliner
Bahkan, kalau perlu buat yang sangat spesifik, misalkan Wisata ke Lawang Sewu saja, atau kulineran di Kota Lama.
Selain lebih singkat juga perhatian pembaca akan lebih terfokus pada satu hal saja dan bukan macam-macam. Apalagi dengan cara seperti ini, artikel tentang wisatanya bisa dibuat menjadi lebih SEO Friendly atau ramah mesin pencari.
Pecah ide dan topik.
3) Persiapkan Foto
Foto/image bisa berbicara seribu kata.
Dalam penulisan artikel traveling di blog, foto bisa dikata wajib hukumnya. Jangan harapkan pembaca merasa senang dan bisa menikmati tulisan perjalanan wisata tanpa foto di dalamnya.
Foto juga bisa menjadi sebuah bukti otentik bahwa tulisan yang dibuat berdasarkan pengalaman dari penulisnya sendiri.
Jadi, sebelum menulis, persiapkan foto yang diambil selama berwisata tadi.
- Pilih foto yang sesuai dengan topik tulisan
- edit jika diperlukan tetapi jangan berlebihan
- simpan dalam folder-folder khusus supaya mudah ditemukan
- persiapkan ukuran yang pas dengan template supaya tetap ringan saat loading laman
Jangan pernah berpikir membuat artikel traveling tanpa memasukkan foto di dalamnya. Pembaca mungkin akan menganggapnya sebagai cerpen saja dan bukan kisah perjalanan.
4) Jangan fokus pada diri sendiri
Kisah perjalanan wisata memang berinti pada pengalaman yang dialami penulisnya sendiri. Meskipun demikian tidak berarti sejak awal hingga akhir hanya berisi celotehan tentang diri penulisnya saja.
Bagaimanapun, Anda juga harus berbagi sesuatu kepada pembaca. Bukankah itu inti dari ngeblog?
Jadi, jangan sibuk sendiri dan melupakan tentang pembaca.
Coba pergunakan sudut pandang orang ketiga dan bukan orang pertama. Tempatkan diri Anda sebagai seorang reporter atau wartawan yang bercerita tentang apa yang dilihat.
Contohnya :
Saya pergi ke Pasar Malam di Mongkok, Hongkong. Kemudian, saya melihat ada tas murah. Setelah tawar menawar, pada akhirnya saya membeli tiga tas karena hendak saya bagikan kepada bapak, ibu, tetangga. [Orang pertama]
Pasar malam di Mongkok, Hongkok terkenal sebagai surga barang murah. Pembeli bisa melakukan tawar menawar tidak seperti di toko resmi. Butuh kejelian untuk menilai kualitas barang agar mendapat harga yang tidak kemahalan. Saya berhasil mendapatkan tiga tas setelah tawar menawar yang lumayan panjang.[Orang Ketiga]
Menggambarkan sesuatu dari sisi orang ketiga tetap bisa dibuat terasa personal dengan menambahkan satu dua kalimat penutup. Disana tidak akan terlihat kesan pamer dan cuma berbicara tentang diri sendiri.
Kita bisa memberikan “sesuatu” kepada pembaca.
5) Perhatikan porsi elemen tulisan
Masih berkaitan dengan yang no-4, salah satu bagian paling menyebalkan saat membaca sebuah artikel traveling adalah ketika penulisnya sibuk dengan diri sendiri.
Bagian pembukanya dibuat panjang sekali dan hanya bercerita tentang dirinya sendiri. Mulai dari bangun di hotel, mandi, air panas macet, perjalanan yang terlambat, semua dituliskan di pembuka.
Bagian isi perjalanan wisatanya sendiri hanya berisi 3-5 paragraf saja.
Bagian penutup, lagi diuraikan tentang bagaimana kembali ke hotel dan bla bla bla.
Penulisnya justru lebih sibuk menggambarkan kegiatan di luar perjalanan wisatanya.
Padahal, kebanyakan pembaca artikel traveling ingin tahu bagaimana keindahan di lokasi wisata, gambaran kelezatan kuliner disana, orang-orangnya, dan sejenisnya.
Bukan tentang si penulisnya.
Bagi porsi tulisan dalam 3 bagian saja, yaitu
- pembuka
- isi
- penutup
Pembuka dan penutup harus lebih pendek daripada isinya. Bagaimanapun orang membaca untuk mengetahui isi dan bukan kulitnya saja.
Berhenti berbicara terlalu banyak tentang diri sendiri. Kalaupun mau, buat tulisan yang lebih spesifik dari bagian tersebut, misalkan tentang pengalaman terburu-buru karena terlambat bangun.
6) Pasang foto di tempat yang tepat
Ketika Anda menggambarkan sesuatu, baik itu lokasi wisata atau kuliner, sisipkan foto yang sudah dipersiapkan tadi di dekat penjelasan Anda.
Dengan begitu, pembaca bisa langsung mendapatkan gambaran visual tentang apa yang dijabarkan dalam teks tadi.
7) Buat personal
Pemakaian kata saya, gua, atau sebutan lain kepada diri sendiri akan sangat diharapkan. Bagaimanapun kisah perjalanan wisata bersifat personal dan pemakaian kata ganti seperti ini akan membantu menampilkan kesan personal.
Meskipun demikian, pastikan tidak berlebihan sehingga pembaca menangkap kesan Anda hanya berbicara tentang diri sendiri.
Masukkan keceriaan dan kegembiraan Anda selama berwisata. Kalau perlu secara rinci, lakukan.
Bagaimanapun unsur personal sangat perlu ada dalam artikel traveling. Jangan buat seperti berita.
8) Tambahkan data dan info
Salah satu hal yang banyak dilupakan adalah data dan info.
Bagaimanapun, ada di kalangan pembaca yang memang menemukan tulisan karena mencari informasi tentang sebuah tempat wisata.
Jadi, pastikan juga ada sesuatu yang bisa diambil pembaca dari tulisan Anda. Jangan sampai mereka pulang tanpa membawa apa-apa.
Informasinya tidak perlu rumit, seperti
- harga tiket masuk
- jam buka dan tutup
- cara menuju ke sebuah tempat wisata atau kuliner
- menu makanan yang ditawarkan, harganya
- angkutan yang bisa dipergunakan
- dan sebagainya
Berikan bonus kepada pembaca. Hal-hal kecil seperti ini akan diingat lebih lama dibandingkan cuma sekedar cerita diri sendiri.
9) Dialog
Dalam perjalanan wisata, pastinya Anda akan bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang, seperti penjual souvenir, guide, dan yang lainnya.
Pergunakan dialog yang terjadi antara Anda dan orang-orang tersebut untuk membuat cerita terasa mengalir.
Hal ini juga akan membantu pembaca merasa terlibat dalam perjalanan Anda.
10) Tambahkan opini
Anda bisa menambahkan opini dan pendapat tentang lokasi wisata atau kuliner yang didatangi.
Tentu saja harus tetap berhati-hati karena nama seseorang/tempat dipertaruhkan. Tetapi, di sisi yang lain Anda bisa menggambarkan penilaian diri sendiri.
Buatlah berimbang karena pastinya tidak ada yang sempurna di dunia. Semua pasti punya kekuatan dan kelemahan.
11) Deskripsikan secara rinci
Anda perlu terbiasa untuk menggambarkan sesuatu secara rinci saat menulis artikel traveling.
Keindahan candi, berapa banyak ornamen, gaya ornamen, dan hal-hal lain terkait obyek, usahakan digambarkan secara rinci.
Hal itu akan sangat membantu pembaca mencoba memvisualkan pengalaman yang Anda lalui. Keindahan yang Anda rasakan.
12) Pakai gaya bahasa ringan dan luwes
Saat menulis artikel traveling, artinya Anda sedang bercerita tentang perjalanan wisata yang Anda lakukan.
Bercerita.
Bukan menggurui.
Jadi, tempatkan diri Anda sebagai kawan yang sedang berbagi pengalaman dan tidak ada kawan yang berbagi menggunakan bahasa formal dan berat.
Pergunakan gaya penulisan yang luwes yang membuat tulisan ringan saat dibaca. Pilih diksi (kata) yang bisa dipahami oleh semua orang, yang sederhana, yang mudah, dan bukan bahasa yang rumit.
Bagaimanapun Anda sedang bercerita, bukan menguliahi.
—–
Kira-kira begitulah tips menulis artikel traveling atau perjalanan wisata menurut BB Blog.
Bukan khayalan atau berdasarkan asumsi saja karena admin blog ini juga mengelola blog lain yang bertema personal atau traveling.
Tips di atas berdasarkan pengalaman diri sendiri, selain tentunya pengamatan terhadap banyak blog yang membahas traveling.
Silakan diikuti jika memang mau, kalau tidak, ya tidak usah. Admin blog ini memegang prinsip bahwa setiap blogger bebas menulis dengan caranya sendiri-sendiri, jadi kalau memang merasa tulisan di atas tidak cocok dengan kemauan, jangan dipaksakan untuk mengikuti.
Semoga bermanfaat!