Tips Produktif Ngeblog #04 : Memaksakan Diri Tidak Buruk Untuk Urusan Blog

Semua orang, atau setidaknya mayoritas penduduk dunia, pasti mengalami hal yang sama setiap hari Senin. Rasa malas untuk pergi ke tempat kerja menjadi sebuah tantangan rutin yang harus dihadapi setiap bangun tidur di hari tersebut.

Dari sanalah lahir istilah, “I hate Monday“.

Masalah tersebut umumnya akan dihadapi dengan cara yang sama, yaitu memaksakan diri untuk bangun, mandi, sarapan, dan berangkat ke tempat kerja. Seringnya, kita masih akan dalam keadaan tidak bersemangat.

Sesampainya di kantor, rasa itu akan semakin membesar melihat pekerjaan menanti di atas meja kerja. Lagi-lagi, suka atau tidak suka, semua memaksakan diri untuk mulai mengerjakannya.

Tidak berapa lama, umumnya rasa malas akan menghilang dan tergantikan dengan kesibukan.

Iya kan?

Bayangan teguran dari boss, pemotongan gaji, pemecatan, dan keluarga adalah alasan utama para pekerja memaksakan diri untuk meninggalkan kenyamanan rumah untuk mencari nafkah.

Dorongan dari orang yang lebih berkuasa merupakan obat yang ampuh untuk menyingkirkan kemalasan. Tidak ada atasan yang suka anak buahnya bermalasan dan tidak produktif.

Itulah terkadang banyak orang membayangkan menjadi blogger itu menyenangkan. Tidak ada bos yang akan menegur, tidak ada yang namanya pemecatan atau teguran dari orang lain, tetapi pemasukan tetap jalan.

Tidak seperti yang dibayangkan, masalah blogger lebih berat, namanya KEMALASAN

Saya setuju bahwa blogger tidak memiliki boss. Tidak akan juga ada yang memarahi kalau posting tidak keluar tepat waktu. Tidak ada yang namanya pemecatan.

Semua memang benar.

Namun, ada satu bahaya di sana. Rasa malasnya juga tidak akan pergi. Kemalasan ini akan tetap bercokol di dalam hati dan mendorong seseorang untuk tidak melakukan apa-apa.

Bila tidak melakukan apa-apa, hasilnya ia menjadi tidak produktif karena tiada output yang dihasilkannya.

Artikel tidak akan terbit, jika rasa malas itu terus ada. Dampaknya, pembaca tidak akan datang berkunjung ke blog. Tanpa pembaca maka iklan tidak akan ada yang mengklik. Tahu ujungnya kan, jika uang yang menjadi sasaran, maka berarti pemasukan berkurang atau bahkan menghilang.

Seorang blogger yang tidak produktif tidak perlu berharap banyak bisa menghasilkan uang. Jika ia melakukannya, maka ia seperti bermimpi di siang bolong.

Tidak akan terjadi.

Itulah bahaya dari tiadanya boss dalam dunia para blogger. Dari sisi yang ini, bahayanya lebih besar daripada para pekerja kantoran.

Solusi : Memaksakan Diri Bukan Hal Yang Buruk

Meniru bukan hal yang buruk. Dalam hal ini, seorang blogger bisa meniru dari para karyawan yang berangkat kerja dengan memaksakan diri untuk mengusir kemalasan.

Dengan begitu ia akan sama produktinya.

Namun, untuk itu ia harus menemukan “boss” dalam bentuk yang lain karena secara fisik blogger tidak punya boss. Boss tadi bisa digantikan oleh sesuatu yang lebih “tinggi” lagi.

Mau tahu apa yang lebih tinggi dari boss?

Target utama seorang karyawan bekerja adalah mendapatkan gaji dan penghasilan untuk mencukupi kebutuhan. Itulah target dan tujuan utamanya memaksakan diri bangun pagi setiap hari dan berangkat kerja.

Jadi, buatlah target dan tujuan dari kegiatan ngeblog. Kemudian, lakukan segala sesuatu yang perlu dikerjakan untuk mencapainya.

Lakukan itu secara berulang setiap harinya, persis sama dengan cara karyawan melakukannya.

Itulah mengapa mempunyai jadwal ngeblog rutin merupakan bagian penting dalam kehidupan seorang blogger. Jadwal itu akan menjadi target harian untuk dipenuhi. Meski kecil, tetapi setidaknya ada tujuan dan arah sebagai landasan untuk memaksakan diri ngeblog.

Bukan sesuatu yang mudah, tetapi ketika dilakukan terus menerus maka, pada akhir menjadi kebiasaan rutin. Ketika kebiasaan rutin hadir, maka kemalasan akan terkikis keberadaannya dalam hati dan seorang blogger bisa menjadi produktif.


Saya sudah bekerja sebagai pegawai sebuah kantor selama lebih dari 27 tahun. Sebagai blogger, sudah 8 tahun dijalani.

Rasa malas, bosan, jenuh, capek merupakan hambatan yang selalu hadir setiap hari. Apalagi ditambah dengan penghasilan sebagai pekerja yang masuk kategori cukup untuk kehidupan keluarga.

Tidak ada kondisi yang memaksa untuk menjadi seorang blogger. Saya bisa damai menjalani rutinitas sehari-hari saja.

Namun, saya menyadari, sebagai seorang pegawai swasta, tidak akan ada jatah uang pensiun bulanan yang menanti ketika batas usia pensiun tercapai. Padahal, kebutuhan akan tetap jalan.

Alasan itulah yang saya pakai sebagai dasar untuk terus memaksakan diri ngeblog. Di sana ada peluang untuk menghasilkan penghasilan guna memenuhi kebutuhan setelah pensiun nanti.

Mungkin tidak besar, tetapi layak untuk diperjuangkan.

Namun, untuk itu saya harus memastikan bahwa blog-blog yang ada bisa menghasilkan uang pada saatnya.

Saya tidak bisa berharap semua itu akan terwujud kalau terus terlena dalam zona aman seperti sekarang. Saya harus bisa terus mempersiapkan sejak saat ini daripada pusing dan bingung ketika saatnya tiba.

Dan, semua itu tidak akan bisa berjalan kalau saya tidak bisa memaksa diri sendiri untuk tetap produktif.

Leave a Comment