Pemula, Mengikuti Teori Blogging Blogger lain Bisa Berefek Buruk loh!

Memulai sesuatu itu berat karena terkadang kita tidak tahu cara memulainya. Oleh karena itulah, salah satu saran yang diberikan oleh para blogger senior kepada dunia baru adalah dengan menerapkan prinsip ATM (Amati Tiru Modifikasi).

Inti dari prinsip ini adalah seseorang mengikuti teori blogger lain dulu, baru kemudian mengembangkannya sesuai dengan sikonnya sendiri.

Bukan sebuah saran yang buruk karena sudah terbukti banyak membawa hasil di berbagai bidang, seperti pabrikan di Cina yang meniru dari Amerika Serikat atau negara Barat dan kemudian mengembangkannya sendiri.

Namun, saya bukanlah orang yang menyukai prinsip ini. Bukan karena tidak mau sukses, tetapi karena selain dampak baik yang diberikannya, ada beberapa bahaya tersembunyi yang kalau tidak diantisipasi menyebabkan prinsip ATM berbalik menghambat perkembangan seorang pemula.

Baca juga : Cara Menghasilkan Uang Dari Blog, Nggak Bisa Cepet!

Bahaya apa yang tersembunyi?

  • menjadi copycat atau peniru : prinsip ATM cenderung membuat orang berpikir bahwa cara menjadi sukses adalah dengan mengikuti cara orang lain. Tidak heran kalau kemudian, orang yang memakai cara ini dengan polosnya memakai dan menerapkannya dengan harapan bisa cepat sukses
  • menjadi tidak berbeda : salah satu poin penting menjadi blogger adalah menjadi berbeda karena hal itu memberikan warna dalam tulisannya. Lalu, bagaimana menghadirkan perbedaan itu kalau yang dilakukan hanyalah mengikuti orang lain saja?
  • salah arah : tidak semua teori yang beredar di dunia internet tentang blogging ditulis oleh mereka yang memang berpengalaman dan terbukti sudah berhasil. Banyak juga artikel yang dibuat oleh pemula juga, yang jelas belum sukses dan sering dengan dasar yang tidak jelas. Bisa bayangkan kalau kemudian Anda mengikutinya? Sangat mungkin Anda justru akan salah dalam mengambil keputusan dan jalan. Salah arah !
  • kebingungan : ada begitu banyak teori blogging di internet, semua kalau dibaca terdengar logis dan masuk akal. Situasi seperti ini akan menghadirkan yang namanya kebingungan untuk memilih mana yang harus dijadikan dasar dan landasan. Iya kan?
  • bergantung pada orang lain : ketika Anda terbiasa mengikuti teori blogging orang lain, dan nyaman dengan kebiasaan itu, maka sangat mungkin Anda lupa tahap berikutnya dari prinsip ATM, yaitu MODIFIKASI. Karena tidak mau repot akhirnya Anda hanya akan menjadi follower saja dan menggantungkan diri pada orang lain untuk menghasilkan pemikiran
  • tidak kreatif : bagaimana bisa berpikir mandiri dan menelurkan pemikiran baru kalau kita senantiasa membiarkan orang lain yang memutuskan dan menentukan?
  • tidak kritis : sudah merupakan hal biasa kalau seseorang menjadi tidak kritis jika berhadapan dengan orang yang diidolakannya atau yang dipandang lebih darinya. Nah, cobalah tanyakan, sulitkan berpikir kritis dan menentang ketika kita mengikuti teori dari seorang blogger yang menjadi “mentor” kita? Jawabannya, pasti sangat sulit. Padahal, seorang blogger harus kritis untuk bisa memilah data dan fakta agar tulisan/artikel kita selalu mempunyai dasar

Prinsip ATM bukan sesuatu yang jelek. Bahkan, saya sendiri memandangnya sebagai sebuah konsep yang bagus sekali dan sudah terbukti banyak menelurkan keberhasilan.

Prinsip ini pun bisa diterapkan dalam kehidupan seorang blogger

Namun, sebagai seorang blogger, dan manusia, saya menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia. Begitu juga dengan sebuah prinsip yang terbukti bagus. Bukan berarti prinsip itu sempurna karena pasti ada kekurangannya.

Dalam hal ini, sisi yang ditulis di atas merupakan kelemahan yang bisa menghadirkan dampak buruk bagi perjalanan seorang blogger. Sudah pasti? Tidak juga karena tergantung orangnya juga.

Baca juga : 3K Kunci Menjadi Blogger Sukses

Kalau disingkat, mayoritas kegagalan mereka yang meniru prinsip ATM adalah mereka terhenti pada kata A dan T saja. Banyak yang lupa ada satu huruf lagi, yaitu M yang artinya Modifikasi.

Huruf ini mewakili inti dari seorang blogger, yaitu berkreasi, kreaftif dan bukan hanya meniru.

Leave a Comment