Zaman Berubah, Blogging Tidak Lagi Sekedar Tentang Teks

Pembaca blog berkurang. Disinyalir, meski tanpa data yang pasti, banyak dari mereka yang beralih ke media lain, seperti Youtube, Instagram, Tiktok, dan media sosial berbasis visual lainnya.

Bukan sesuatu yang mengherankan karena media sosial berbasis visual terasa lebih mengikat dan memberi kedekatan antara pemirsa dan pembuat kontennya. Terasa lebih nyaman karena pemirsa sering bisa melihat langsung, seperti apa orang di belakang layar.

Belum lagi dengan begitu kreatifnya para pembuat konten di media sosial selain blog.

Yah, saya pun mengakui meski tidak tahu seberapa besar khalayak pembaca yang beralih hati, tetapi, hal tersebut tetap terasa. Masa kejayaan blog sudah terlewati dan mulai tergantikan oleh media lain yang lebih menarik dan interaktif.

Dan, saya pikir, kalau kaum blogger memutuskan untuk tetap bertahan, ada baiknya pendekatannya juga diubah. Cara mengelola blog pun harus menyesuaikan, kalau tidak mau terlindas zaman.

Pelajaran sejarah mengatakan bahwa mereka yang tidak mau menyesuaikan dengan perkembangan zaman akan tertindas dan menghilang. Rasanya, kalau kaum blogger masih berpikir dengan cara kolot bahwa blogging berarti hanya harus menulis, membuat deretan teks bermakna, suatu waktu kaum ini akan punah juga.

Walaupun, tentunya tidak dalam jangka waktu dekat ini.

Satu-satunya cara untuk menghindarkan diri dari “kiamat blog” ini tergantung pada kemauan para blogger. Jika mayoritas mereka berubah, sangat mungkin blog, blogger, dan blogosfer akan bertahan lebih lama. Kalau tidak, perlahan tetapi pasti mereka akan punah.

Cara itu adalah mengadopsi apa yang disodorkan oleh zaman, yaitu penggunaan media audio atau visual seperti video.

Beberapa blogger besar di dunia sudah terlihat mengubah blognya dan mengintegrasikan media audio atau video dalam artikel, atau bahkan seksi terpisah. Sebut saja beberapa nama, seperti Neil Patel atau Darren Rowse.

Dua blogger terkenal dunia ini sudah sejak beberapa tahun memanfaatkan media selain teks untuk blognya. Neil Patel mengandalkan video, sedangkan Darren Rowse maju dengan podcast dan videonya.

Keduanya masih bertahan di level atas dunia perbloggeran. Di Indonesia sendiri, Iwan Banaran melakukan hal yang sama dan menggunakan video. Beberapa nama terkenal di dunia perbloggingan Indonesia yang hanya mengandalkan teks dan SEO justru tumbang dan menghilang.

Melihat perkembangan seperti ini, jika Anda memang berniat menekuni dunia blogging, sebaiknya mindsetnya sedikit dikalibrasi ulang. Jangan lagi berpikir bahwa ngeblog sekedar membuat tulisan saja.

Sudah saatnya, pola pikirnya harus disesuaikan. Teks harus dipadukan dengan audio dan video. Tidak bisa lagi hanya sekedar menggunakan satu saja. Sebisa mungkin harus bisa memanfaatkan media lainnya.

Sebuah pekerjaan tambahan yang sebenarnya tidak ringan, tetapi harus dilakukan. Kecuali, kalau memang sekedar menggunakan blog sebagai buku harian saja dan tidak mengejar apapun.

Jika itu tujuannya, maka silakan saja karena Anda akan menjadi salah satu kaum blogger spesial dan istimewa yang akan membantu menjaga dunia perbloggingan tetap ada. Sesuatu yang jumlahnya semakin berkurang dewasa ini.

Leave a Comment