Perlukah Riset Keyword Sebelum Menulis Artikel?

Sudah menjadi pakem tersendiri di dunia para internet marketer atau blogger yang membahas tentang blogging bahwa seseorang harus melakukan riset keyword (kata kunci) sebelum menulis artikel.

Bahkan, mereka tidak segan memvonis bahwa siapapun yang tidak melakukannya sudah membuat kesalahan besar. Yah, pandangan yang lucu sebenarnya dan sekaligus arogan karena seakan mereka adalah hakim penguasa di jagad blog.

Terlepas dari pandangan saya terkait kesempitan berpikir para internet marketer itu, mungkin ada baiknya meneliti dulu kebenaran klaim mereka bahwa sebelum menulis artikel harus melakukan riset kata kunci.

Apa itu riset keyword/kata kunci?

Pada dasarnya kata riset sendiri berlebihan dipakai untuk kegiatan yang satu ini karena sebenarnya tidak ada riset yang dilakukan.

Merujuk makna kata riset sendiri sebagai mencari fakta atau sesuatu yang belum ada, maka sebenarnya kegiatan riset keyword itu tidak menambah apapun. Tidak ada penelitian.

Riset keyword adalah kegiatan untuk mencari kata-kata atau frase yang banyak dipakai orang melalui mesin pencari (terutama Google) dalam satu topik tertentu. Pencarian ini dilakukan baik menggunakan tool/aplikasi atau berdasarkan metode tertentu saja.

Jadi, sebenarnya tidak ada penelitian atau apapun, yang ada adalah kegiatan memilih dan memilah data saja, yang kemudian dibesar-besarkan sebagai sebuah bentuk riset.

Tujuan melakukan riset keyword

Mendatangkan pengunjung ke blog, itulah tujuan akhirnya.

Istilah riset keyword pada dasarnya akan mencari keyword yang “banyak” dipergunakan dalam satu topik. Kata banyak diberi tanda kutip karena intinya ada di sana.

Contoh, misalkan ada beberapa data yang ditemukan dari hasil pencarian berkedok riset tadi

  1. sepatu wanita murah – 10100 pencarian/bulan
  2. sepatu wanita bekas – 1050 pencarian/bulan
  3. sepatu wanita berkelas – 20 pencarian/bulan
  4. sepatu wanita bertali – 5 kali pencarian/bulan
  5. sepatu wanita tanpa tali – 0 kali pencarian/bulan

Dari sana ada terlihat data berapa banyak pencarian melalui mesin pencari untuk frase tersebut.

Tinggal, dipilih yang mana yang akan dipakai untuk dijadikan tulisan. Apakah frase terakhir (sepatu wanita tanpa tali) akan dipilih? Tidak akan pernah! Logika maniak riset keyword mereka akan mengabaikan kata kunci yang tidak pernah dipakai. Bahkan yang hanya sedikit, seperti no 4 juga kemungkinan besar tidak akan dilirik.

Banyak adalah kata kuncinya.

Dengan begitu mereka sudah menargetkan pasar yang akan dituju.

Harapannya, tentu saja, tulisan yang dibuat tadi akan bisa tampil di Halaman Hasil Pencarian (SERP – Search Engine Result Page) Google. Dengan begitu, maka trafik organik akan didapat.

Proses mengolah kata kunci

Keyword yang tadi dipilih kemudian akan dibuat artikel/konten, tetapi bukan sembarang artikel (bagi para internet marketer).

Artikel yang dibuat haruslah SEO Friendly alias ramah mesin pencari dan dengan begitu konten itu akan bisa masuk Page One SERP (halaman pertama).

Kenapa?

Karena mayoritas pencari informasi pertama kali akan mengklik url yang ditampilkan di halaman pertama. Apalagi kalau bisa mendapatkan posisi pertama di halaman pertama.

Studi menyebutkan 28-35% pencari informasi akan mengklik url yang berada di puncak halaman satu SERP.

Untuk mengolah kata kunci menjadi artikel yang ramah mesin pencari, silakan baca “Tata Cara Menulis Artikel SEO Friendly

Haruskah melakukan riset keyword sebelum menulis?

Haruskah? Perlukah melakukan riset keyword sebelum menulis artikel? Kita coba buktikan dengan beberapa kondisi riil di jagad blogging.

  • seorang yang ngeblog untuk mendokumentasikan kehidupan pribadinya, menurut Anda, perlukah ia mencari kata kunci dulu untuk dipakai?
  • seorang fotografer yang menggunakan blognya untuk memamerkan karyanya, haruskah ia berkutat dengan aplikasi pencari kata kunci populer dulu?
  • seorang blogger otomotif yang ingin berbagi tentang pengalamannya touring, perlukah ia menghabiskan waktu mencari kata kunci yang banyak dicari orang?
  • seorang pengelola blog cerpen (cerita pendek) yang sedang mood menulis tentang kisah kasih remaja, haruskah ia berkelana di dunia maya untuk menemukan keyword yang banyak dicari orang?

Jawabannya TIDAK.

Mereka tidak perlu melakukan itu.

Jenis konten blog itu beragam dan luas sekali. Tujuan orang membuat blog berbeda-beda. Begitu juga dengan cara dan apa yang ditulis.

SEO bukan untuk semua orang.

Kata kunci dan SEO ada untuk mereka yang bertujuan untuk mendapatkan trafik dari mesin pencari (terutama Google). Bagi yang tidak merasa perlu, kenapa harus memakai.

Jenis tulisannya juga akan menjadi penentu. Sebuah konten berisikan tutorial akan bisa menyasar kata kunci tertentu dan dibuat menjadi SEO friendly. Sebaiknya, sebuah cerpen tidak memerlukan hal itu, justru memaksakan teknik SEO bisa merusak.

Tidak semua butuh SEO dan kata kunci. Tidak semua butuh melakukan riset keyword.

Semua akan tergantung pada banyak faktor lain.

Dari sana pula terlihat betapa sempitnya logika berpikir banyak internet marketer. Mereka mengasumsikan bahwa dunia blogging seluas celana kolor mereka saja yang pada akhirnya menghadirkan logika menyesatkan, memaksa, dan merendahkan orang lain.

—–

Yang terakhir dalam hal ini adalah yang mengatakan bahwa tidak melakukan riset keyword adalah kesalahan lupa tentang satu hal yang menjadi dasar penting ngeblog.

Setiap orang bebas memilih caranya sendiri dan menentukan nasibnya sendiri.

Jadi, bila Anda ingin memakai cara riset keyword, silakan. Tidak pun jangan khawatir, masih banyak jalan lain yang bisa ditempuh untuk membuat blog menjadi populer.

Dan, satu lagi, yang jangan dilupakan, kebanyakan blogger terkenal, mayoritas justru adalah mereka yang menulis tanpa banyak menggunakan tetek bengek SEO.

Leave a Comment