Istilah Grammar Nazy – di Dunia Blogger Kayaknya Ada

Memang tidak banyak dan sering ditemukan, tetapi di dunia blogging Indonesia, istilah grammar nazy sudah beberapa kali ditemukan. Saya sendiri pun sudah menemukan satu dua blogger yang sepertinya mulai menunjukkan gejala-gejala terkena infeksi yang satu ini.

Istilah grammar nazy sendiri sebenarnya merujuk pada seseorang yang memiliki kebiasaan untuk memberikan koreksi terhadap penggunaan bahasa orang lain.

Umumnya, orang seperti ini tidak memperhatikan dimana ia berbicara. Begitu, melihat terjadi kesalahan dalam penggunaan ejaan, tata bahasa, atau hal berkaitan dengan penggunaan bahasa sesuai kaidah berbahasa yang baik dan benar, maka ia berubah wujud menjadi dosen yang memberikan ceramah tanpa diminta.

Hal itu tercermin dalam dua kata yang digunakan, yaitu

  • grammar : yaitu tata bahasa dalam bahasa Inggris
  • nazy : kaum fasis yang percaya bahwa dirinya merupakan ras unggul dibandingkan bangsa lain di dunia dan pada akhirnya berusaha menaklukkan dunia dan menghasilkan Perang Dunia II

Pemakaian istilah tidak diketahui dimana pertama kali dipergunakan, tetapi yang jelas bukan di Indonesia.

Istilah ini sangat pas sekali menggambarkan mereka yang merasa lebih unggul dan paling pandai dalam hal penggunaan bahasa. Gambaran yang dihasilkan pun sesuai karena umumnya mereka yang masuk kategori ini merasa dirinya paling unggul dan memandang orang lain lebih rendah, sehingga merasa perlu memberi pengajaran.

Apakah di dunia blogging Indonesia ada grammar nazy? Yah, pada dasarnya dalam masyarakat akan selalu ada orang yang merasa dirinya lebih pintar, pandai, dan kemudian memandang orang lain lebih bodoh sehingga patut diberi pengajaran.

Meski tidak ada data, hal itu akan bisa dipastikan.

Saya sendiri, selama menjadi blogger selama 8 tahun, belum pernah langsung berhadapan dengan seorang grammar nazy (khusus bahasa Indonesia). Meskipun, tentunya akan sangat menyenangkan untuk menemukannya, tetapi saya belum diberi keberuntungan tersebut.

Namun, kalau menemukan orang-orang yang memiliki gejala tersebut, tetapi masih malu-malu, sudah beberapa kali.

Sudah cukup sering saya menemukan tulisan di beberapa blog saat melakukan blogwalking yang menuliskan tentang “KEHARUSAN” menggunakan PUEBI (Pedoman Umum Ujaan Bahasa Indonesia) dalam menulis artikel di blog.

Opininya bukan sebuah masalah karena setiap orang berhak mengemukakan pendapat dan pandangannya. Hal itu juga tidak membuat seseorang menjadi grammar nazy.

Sayangnya, beberapa blogger tersebut menjurus lebih jauh dengan “merendahkan”, meski terkesan malu-malu.

Dalam balutan kalimat yang halus, ada yang mengatakan bahwa orang yang memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah lebih berkualitas. Beberapa kali mengemukakan jika tulisan yang sesuai PUEBI lebih keren dibandingkan yang tidak.

Kalangan ini dalam dunia blogging Indonesia masih belum berani secara terbuka dan frontal, tetapi cara pandang mereka yang merendahkan membuat suka atau tidak suka harus diakui, sudah ada yang menjurus ke grammar nazy.

Lucunya, sebagian dari mereka dalam menulis di blognya pun tata bahasanya masih amburadul dan tidak sesuai dengan PUEBI atau tata bahasa yang benar.

Untuk menghindari terjerumus menjadi seorang grammar nazy di dunia blogging, sebenarnya ada beberapa cara mudah, yaitu

  • jadilah orang rendah hati dan jangan sombong (meski susah)
  • blog adalah ruang kebebasan dan bisa diibaratkan rumah seseorang di dunia maya, dan di rumah, kita tidak pernah menggunakan bahasa secara formal sesuai kaidah berbahasa
  • beropini boleh, tetapi hindari penggunaan kalimat yang merendahkan orang lain meski dalam balutan bahasa yang halus karena sifat fasis nazy berasal dari perasaan lebih unggul
  • jadilah tamu yang sopan dan tahu adab

Jika kita memahami dan bisa melakukan semua itu, Insya Allah, kita tidak akan menjadi grammar nazy.

Kira-kira itulah penjelasan tentang istilah grammar nazy dan semoga kita tidak akan pernah menjadi bagian darinya.

Leave a Comment