5 Alasan Membuat Artikel Tutorial Tidak Mudah Seperti Yang Dibayangkan

Membuat artikel tutorial atau mengajarkan sesuatu merupakan cara yang paling disukai oleh kebanyakan blogger, dalam dan luar negeri. Alasannya adalah karena artikel seperti ini , mengajarkan tentang cara melakukan sesuatu memiliki pasar yang sangat luas.

Jutaan bahkan puluhan juta orang melakukan pencarian informasi yang bisa menuntun mereka bisa mengerjakan sesuatu.

Wikihow merupakan salah satu blog yang berhasil memanfaatkan jenis konten seperti ini dalam meraup pembaca. Pengunjungnya mencapai jutaan dalam satu hari.

Kelebihan lainnya adalah artikel jenis ini sangat sesuai dengan teknik SEO (Search Engine Optimization – Optimasi Mesin Pencari). Penempatan kata kunci dan lainnya seperti memang sudah disediakan tempatnya.

Jadi, tidak heran kalau para blogger berlomba-lomba membuat artikel tutorial. Bahkan, dalam beberapa genre blogging, yang seharusnya tidak perlu mengajarkan sesuatu, tetap saja akan terselip setidaknya 1-2 konten yang bersifat mengajarkan sesuatu.

Saya sendiri melakukannya. Namun, saya berusaha untuk tidak terlalu sering menelurkannya. Bukan karena tidak menyadari keunggulan yang ditawarkan, tetapi, bagi saya, pekerjaan ini tidak mudah dilakukan.

Benar, saya merasa tidak nyaman dan agak tertekan ketika tiba saat menerbitkan artikel tutorial di salah satu blog yang saya kelola. Semua itu karena bukan perkara yang mudah mewujudkan sebuah tulisan untuk memberi pengajaran kepada orang lain.

Hambatan yang saya alami ketika menyusun kata demi kata adalah

<1> Saya “tidak boleh salah

Anekdot “namanya juga manusia pasti berbuat salah” tidak berlaku dalam hal ini. Jika saya berbuat salah, biasanya saya yang menanggung beban atau sanksi. Hal itu masih bisa diterima karena merupakan konsekuensi dari kesalahan yang dilakukan.

Namun, kalau saya melakukan kesalahan dalam memberikan panduan, orang lain yang akan terkena akibatnya. Dan, saya tidak menghendaki itu terjadi.

Jadi, saat menulis artikel tutorial, ada beban di otak yang selalu mengingatkan ” jangan sampai salah” berulangkali.

Pada akhirnya, ada tekanan (moral) tersendiri dalam mengerjakannya

<2> Memakan waktu lebih lama

Ujung dari dorongan untuk tidak berbuat salah tadi, waktu yang harus diluangkan untuk mengerjakannya semakin lama. Saya harus lebih teliti dan memeriksa ulang setiap langkah atau informasi yang akan disampaikan.

Belum lagi, saya juga harus memastikan referensiyang dipakai (jika diperlukan) berasal dari sumber yang terpercaya dan bisa dipertanggungjawabkan.

Semua ini demi memastikan kalau semua yang ditulis bisa dipertanggungjawabkan.

Hasilnya adalah waktu yang terpakai menjadi lebih lama dibandingkan artikel opini yang lebih menekannya pada sudut pandang pribadi.

<3> Membosankan

Artikel tutorial merupakan sebuah konten yang bersifat data dan fakta. Ruang untuk berekspresi sangat sempit sekali.

Kalimat terbaik yang dipakai bentuknya adalah kalimat formal untuk menghindari terjadinya salah pengertian di sisi pembaca.

Sulit sekali untuk bisa berekspresi. Pada akhirnya, rasa kebosanan hadir karena semua terasa monoton.

<4> Prinsip foolproof membuat saya berpikir merendahkan

Pembuat artikel tutorial harus memastikan bahwa tulisannya dapat dipergunakan oleh semua orang, bahkan termasuk orang paling bodoh sekalipun.

Sifat tulisan yang prosedural seperti ini harus memegang prinsip foolproof atau anti orang bodoh. Maksudnya, seperti sudah disebutkan orang yang kurang pengetahuan atau bodoh atau malas pun akan bisa melakukan apapun sesuai yang dijelaskan.

Efeknya, saya menjadi orang yang harus menganggap semua orang bodoh agar penjelasan menjadi rinci. Saya merendahkan orang dan hal itu membuat ketidaknyamanan hadir dalam hati

<5> Pesaing banyak

Iya kan? Sudah dijelaskan di awal bahwa blogger yang membuat artikel tutorial banyak. Apalagi di bidang blogging,t tidak terhitung jumlah blogger yang menerbitkan artikel jenis ini setiap harinya.

Kompetisinya sangat ketat. Satu topik yang peminatnya banyak, suplier tulisannya juga luar biasa banyak.

Coba saja cek kata kunci “Cara menghasilkan uang dari blog“. Pasti Anda akan menemukan deretan angka mencengangkan di halaman hasil pencarian Google. Angka ini menunjukkan jumlah website yang menerbitkan pembahasan tentang hal ini.

Kompetisi yang luar biasa ketat hingga hampir mengakibatkan sulit untuk memenangkan persaingan, meskipun sudah memakai teknik SEO yang baik dan benar.

Pada akhirnya berimbas juga dengan hadirnya pertanyaan, “Apakah masih layak membuat artikel tutorial tentang ini dan itu?” Akan selalu ada keraguan apakah ada hasil yang bisa didapat, karena percuma saja melakukan sesuatu jika hanya untuk kesia-siaan.


Tidak mudah dan tidak menyenangkan. Begitulah kesimpulan saya dalam urusan menulis artikel tutorial. Bukan sesuatu yang membuat saya gandrung melakukannya.

Berat.

Namun, bukan berarti saya tidak pernah menerbitkan tulisan tutorial. Bahkan, mungkin jumlahnya sudah mencapai 100-an lebih di berbagai blog.

Meski tidak membuat bersemangat, saya menyadari keunggulan blog berisi konten jenis ini. Pasarnya begitu luas dan menggiurkan, yang tentunya tidak boleh dilewatkan atau saya menjadi orang yang bodoh.

Untuk mengatasi ketidaknyamanan di hati, pemecahan yang dilakukan adalah menganggapnya sebagai pekerjaan saja. Toh, sama saja, pekerjaan sehari-hari meski tidak membuat saya bersemangat berlebihan, tetapi karena didorong kebutuhan tetap saja mendorong saya untuk bangun pagi dan berangkat ke kantor.

Saya memandang membuat artikel tutorial sama seperti itu. Dengan begitu, saya akan mau tidak mau harus melakukannya.

Mengenai rasa takut untuk memberikan arahan yang kurang tepat, alias salah, pada akhirnya saya harus mengembalikan pada kenyataan, bahwa hal itu adalah wilayah pembaca. Mereka lah yang harus bijaksana dalam menentukan dan menggunakan apa yang diajarkan.

Bagaimanapun, memang itu wilayah pembaca dan bukan saya sebagai penulisnya. Meskipun ada, tetap ada beban moral di hati, namun, saya harus menerima bahwa saya adalah blogger yang fungsi dan tugasnya adalah membuat konten, menerbitkan artikel dari sudut pandang pribadi.

Setidaknya itu melepaskan diri dari beban berlebihan, sehingga saya bisa tetap menulis tutorial, meski tidak mau menghasilkan terlalu banyak.

2 thoughts on “5 Alasan Membuat Artikel Tutorial Tidak Mudah Seperti Yang Dibayangkan”

  1. Hahaha, itulah yang saya rasakan saat bikin artikel tutorial. Memakan waktu, ngebosenin, kadang malah kehabisan kata-kata, belum lagi saingannya yang bejibun. Sisi positifnya selalu ada ide kalo mau bikin tutorial, buka satu aplikasi aja ada banyak yang bisa ditulis. Tapi apakah guna, dengan banyaknya saingan. Makanya kalo bikin artikel tutorial saya biasanya berdasarkan apa yang baru saja saya lakukan atau temui. Jadi kesannya lebih menyenangkan untuk bercerita dan menulis.

    Reply

Leave a Comment